Belasan Mahasiswa KKN Tematik FHIL UHO Bakal Dampingi Petani Madu di Desa Wata Benua

  • Whatsapp
Belasan Mahasiswa KKN Tematik FHIL UHO Bakal Dampingi Petani Madu di Desa Wata Benua

ANOATIMES.COM, KENDARI– Sebanyak 15 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Program Studi (Prodi) Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) bakal mendampingi petani madu Desa Wata Benua, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) cara mengolah dan memanen pro polis lebah dengan tepat pada awal Agustus ini.

Sebelum turun lapangan mendampingi petani madu tersebut, 15 mahasiswa ini menjalani pembekalan dibawah bimbingan dosen pendamping lapangan, yaitu Niken Pujirahayu SHut MP Ph.D (Ketua), Dr Ir Sitti Marwah MSi, Dr Ir Rosmarlinasiah MP, Dr Safril Kasim SP MES, Dr Faisal Danu Tuheteru SHut MSi, La Ode Agus Salim Mando, S Hut MSc, Abigael Ka’be SHut MSi dan Eka Rahmatiah Tuwu SP MP.

Bacaan Lainnya

Ketua KKN Tematik Prodi Kehutanan FHIL UHO, Niken Pujirahayu mengatakan, bahwa masalah yang dihadapi peternak lebah di Desa Wata Benua, Kabupaten Konsel, yakni belum mengetahui bagaimana teknik memanen dan pengolahan pasca panen propolis yang baik.

Disamping itu lanjut dia, produk propolis yang dipanen tercampur dengan madu atau bee bread. Cara penyimpanan yang tidak tepat sehingga produk lebah mudah rusak sebelum digunakan.

Olehnya itu, melalui KKN Tematik ini, pihaknya menargetkan adanya peningkatkan kepedulian dan kreaktifitas  mahasiswa terhadap permasalahan kelompok tani dalam usaha budidaya lebah Trigona sp.

Termasuk, lanjut Niken, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam keterampilan memanen dan mengolah produk-produk lebah tanpa sengat secara optimal agar dapat meningkatkan kualitas dan nilai jual yang akan berdampak pada ekonomi masyarakat.

“Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pendampingan petani peternak lebah agar dapat menanen dan mengolah produk selain madu seperti propolis dengan teknik panen dan pascapanen yang tepat. Sedangkan, manfaat kegiatan ini diharapkan masyarakat atau kelompok tani lebah dapat memanfaatkan secara optimal semua produk lebah sebagai tambahan pendapatan masyarakat,” ujarnya, Senin (2/8).

Katanya, jenis yang banyak di Sultra adalah lebah tanpa sengat ukuran kecil (Tetragonula) karena itu perlu teknik untuk memisahkan tiap produk, agar kualitas dan waktu simpan lebih lama.

“Khusunya produk propolis yang selama ini terbuang, padahal justru memiliki nilai jual yang lebih mahal dari pada madunya,” ucapnya.

Agar pelaksanaannya berjalan sesuai target, mahasiswa diberikan pengetahuan dasar mengenai keadaan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat kelompok sasaran oleh Dr Rosmarlinasiah.

Sementara itu, materi inti teknik panen dan penanganan pasca panen propolis lebah Trigona sp dibawakan oleh Niken Pujirahayu Ph.D.

Diketahui, KKN Tematik ini direncanakan selama 30 hari. KKN Tematik Prodi Kehutanan kali ini berjudul Peningkatan Kapasitas, Masyarakat dalam Teknik Panen dan Penanganan Pasca Panen Propolis Lebah tanpa Sengat di Desa Wata Benua, Kabupaten Konsel.

Laporan : Rizky

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *