ANOATIMES.ID, KENDARI – Jelang lebaran idul fitri biasanya harga sembako mengalami kenaikan. DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID) memantau harga pangan utamanya sembako.
Menurut Wakil Ketua DPRD Sultra H. Herry Asiku pemantauan harga sembako sangatlah penting agar terjangkau daya beli masyarakat saat mendekati lebaran.
“Pemantauan harga pangan ini penting dilakukan Pemprov Sultra. Apalagi situasi jelang lebaran ini berbeda sekali, kita berada di situasi pandemi Covid-19,” ucapnya saat memimpin rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPRD Sultra, Rabu (15/5/2020).
Hal yang sama diutarakan anggota Komisi II Abdul Rahman Rahim. Ia mengatakan ketika turun di lapangan mendengar langsung keluhan masyarakat bahwa harga sembako mengalami kenaikan.
“Kami saat turun lapangan dapatkan harga sembako naik. Itu belum lagi di pasar daerah pedalaman. Untuk itu kami minta bagaimana Bulog, Disperindag, dan Badan Ketahanan Pangan cara mengendalikan kenaikan harga,” katanya.
Menanggapi pernyataan anggota DPRD Sultra. Kepala Bulog Divre Sultra Ermin Tora mengungkapkan, bahwa Bulog sudah siap mengantisipasi permintaan bahan pokok seperti beras dan gula pasir.
“Karena kami sudah menyalurkan 300 ton beras. Dan akan ada 9000 sampai 10.000 ton beras yang akan serap dari petani di Sultra di bulan Juni nanti. Jadi stok beras aman jelang lebaran dan pasca lebaran,” katanya.
“Untuk gula pasir ada sekitar 250 ton sudah kami distribusi ke konsumen dengan harga jual Rp. 12.500. Instruksi pusat harga jual gula bisa dibeli masyarakat. Sekitar masuk akhir bulan Mei kita akan ada kiriman stok gula pasir,” katanya.
Sedangkan Usman Torya dari Disperindag Sultra mengatakan untuk antisipasi kenaikan harga sembako. Mereka akan melakukan kegiatan rutin setiap tahun yaitu operasi pasar murah.
“Seperti tahun lalu kita menyelenggarakan operasi pasar murah dan ini merupakan agenda rutin kami setiap menjelang lebaran,” tuturnya.
Laporan : Jayusman