ANOATIMES.COM, KONUT – Masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) begitu familiar dengan makanan khas daerah yang satu ini, ialah Pokea. Makanan Pokea mudah didapatkan oleh masyarakat terlebih di objek wisata permandian, seperti di Pantai.
Masyarakat Sultra kerap menyajikan pokea dalam bentuk Sate Pokea dengan bumbu kacang. Kemudian selanjutnya dijajakan keliling oleh pedagang lengkap dengan gogos.
Di Kabupaten Konawe Utara (Konut) khususnya di Desa Puwanggudu nelayan Pokea mengolah Pokea dengan berbeda yaitu menjadi Pokea Asap dan Pokea Kering yang memiliki cita rasa yang khas.
Olahan Poke tersebut lalu dipasarkan masyarakat, namun belum maksimal sebab marketnya masih terbatas.
Sejumlah Dosen UHO yang tergabung ke dalam Tim Pengabdian kepada Masyarakat UHO yang dipimpin oleh Muhammad Syukri Sadimantara memberikan pendampingan menyeluruh dari aspek teknis, manajerial dan e-marketing produk Pokea Asap yang diikuti oleh pengolah pokea dan nelayan pokea di Desa Puuwangudu .
“Potensi olahan pokea tersebut belum bias maksimal karena masih dipasarkan di sekitar desa dan produk pokea asap tersebut mudah mengalami kerusakan,” ujar Muhammad Syukri, Rabu (25/8/2021).
Tim Dosen UHO memperkenalkan dan mempraktekkan teknologi pengemasan Vaccum sehingga dapat memperpanjang masa simpan dari produk Pokea Asap.
“Kita juga memperkenalkan kemasan menarik yang memenuhi standar pasar yang dilengkapi dengan label pangan sehingga Pokea Asap yang sudah diproduksi memiliki nilai tambah ekonomis dan fungsional,” jelasnya.
Dari sisi managerial, tim pengabdian memperkenalkan proses pengurusan izin edar dan produk seperti proses pengurusan PIRT dan Sertifikasi Halal yang akan membantu UMKM dalam memasarkan produknya hingga pasar modern dan swalayan.
“Sedangkan dari aspek pemasaran, diperkenalkan untuk memasarkan produk pokea melalui beberapa situs salah satunya melalui http://lapak.uho-sultra.id/, yang merupakan lapak bagi UMKM yang ada di Sultra dengan pemasaran online ini diharapkan produk pokea asap dapat meningkatkan pangsa pasarnya,” tuturnya.
Lanjut Muhammad Syukri menambahkan pentingnya sinergitas antara akademisi dan pelaku UMKM agar ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh akademisi dapat diserap dan dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk pengembangan usahanya.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Puuwangudu, Jumran Amir mengapresiasi langkah yang dilakukan Tim Dosen UHO untuk masyarakatnya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di masa Pandemi Covid19.
“Kami harapkan produk pokea asap dapat menjadi salah ikon Desa Puuwangudu yang mimiliki potensi pokea yang melimpah,” harapnya.
Laporan : Rizky