Upaya UHO Mendorong Pengelolaan Potensi Sektor Perikanan di Sultra

  • Whatsapp
Upaya UHO Mendorong Pengelolaan Potensi Sektor Perikanan di Sultra
Seminar nasional yang digelar FPIK UHO terkait pengelolaan sektor perikanan di Sultra. Foto: Anoatimes.com

ANOATIMES.COM, KENDARI – Dari sisi peta wilayah pengelolaan perikanan, Sulawesi Tenggara (Sultra) berada diantara Laut Flores dan Laut Banda. Dua laut  yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 dan 714. Posisi ini menjadikan Sultra sebagai salah satu daerah strategis dari sektor perikanan. Hal ini disebabkan WPP 713 dan 714 merupakan 2 dari 11 wilayah produksi perikanan di Indonesia.

Merespons hal tersebut, Universitas Halu Oleo (UHO) melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mendorong pemanfaatan potensi tersebut dengan duduk bersama sejumlah pemangku kebijakan Sultra baik di Pemprov Sultra maupun 17 kabupaten kota yang ada.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, pada Selasa (14/6/2022), FPIK UHO menggelar seminar nasional bertema Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan di WPP 713 dan 714.

“Potensi perikanan kita di Sultra itu kan sangat besar, makanya itu harus kita jaga. Bagaimana caranya kita jaga, makanya kita panggil yang betul-betul paham pengelolaan perikanan,” kata Rektor UHO, Prof. Muhammad Zamrun Firihu usai memberikan sambutan pada Selasa (14/6/2022).

Upaya UHO Mendorong Pengelolaan Potensi Sektor Perikanan di Sultra
Rektor UHO, Prof. Muhammad Zamrun Firihu. Foto: Pebri/Humas UHO.

Prof. Zamrun mengatakan, pihak UHO selalu membuka diri dalam mendiskusikan program pemerintah daerah dalam upaya melahirkan kebijakan yang tepat sasaran.

“Saya selalu menyarankan seluruh kepala daerah karena kampus itu selalu terbuka untuk diskusi. Kita mendukung mereka bagaimana kebijakan mereka bisa tepat sasaran,” kata Prof. Zamrun.

Dekan FPIK UHO, Prof. Pa Sara mengatakan, potensi sektor kelautan Sultra sangat melimpah tetapi belum termanfaatkan dengan baik.

“Potensi sumber daya kelautan Sultra itu luar biasa. Sultra berada di WPP 713 dan 714 hanya saja itu belum dimanfaatkan secara optimal,” terang Prof. La Sara di sela kegiatan.

Prof. La Sara berharap dengan kegiatan ini membuat kesamaan persepsi terkait pengelolaan sumberdaya perikanan oleh Pemda masing-masing.

“Selama ini masih didorong secara alamiah oleh masyarakat. Pemerintah melakukannya belum terstruktur dan terarah, sehingga ketika kita berbicara manajemen perikanan modern kita pasti tidak bisa,” terang Prof. La Sara.

Ia menjelaskan, pengelolaan perikanan modern semua harus berdasarkan data dalam penerapannya yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya perikanan yang ada.

“Sektor perikanan ini menjanjikan di Sultra. Seandainya disadari sektor perikanan ini, pasti akan jadi pilihan prioritas,” katanya.

Upaya UHO Mendorong Pengelolaan Potensi Sektor Perikanan di Sultra
Dekan FPIK UHO, Prof. La Sara. Foto: Anoatimes.com

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sultra, La Ode Kardini menyambut positif gagasan tersebut.

Ia juga mengakui terkait potensi sumberdaya perikanan Sultra termasuk yang berada di WPP 713 dan 714.

“Makanya tadi saya minta hasil kegiatan ini diberikan rekomendasi untuk diserahkan kepada DKP Sultra,” kata La Ode Kardini.

Kegiatan ini sendiri menghadirkan peserta dari DKP, Bappeda, dan Litbang seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sultra.

Tak sampai di situ, FPIK UHO kembali menggelar seminar nasional dengan kembali mengundang para pemangku kebijakan di kabupaten, kota, dan Provinsi Sultra.

Melalui seminal nasional pada Selasa (21/6/2022), FPIK UHO mendorong pengelolaan perikanan di wilayah Sulawesi Tenggara menggunakan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM).

Dekan FPIK UHO, Prof. La Sara menjelaskan, model pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem ini dimaksud untuk menyeimbangkan tujuan sosial ekonomi dalam pengelolaan perikanan.

Pengelolaan tersebut dengan tetap mempertimbangkan pengetahuan, informasi, komponen biotik, abiotik dan interaksi manusia dalam ekosistem perairan melalui sebuah pengelolaan perikanan yang terpadu, komprehensif, dan berkelanjutan.

Menurut Prof. La Sara, melalui pengelolaan perikanan secara terpadu, holistik, berkelanjutan dan terdapat konektivitas antara ekosistem.

“Sehingga pengelolaan sumber daya perikana ini tidak bisa didekati secara parsial. Praktek pengelolaan sumber daya perikanan tida bisa hanya dilihat dari menjaga jumlah ikan yang boleh ditangkap,” tegas Prof. La Sara saat memberikan sambutan pada Selasa (21/6/2022).

Upaya UHO Mendorong Pengelolaan Potensi Sektor Perikanan di Sultra
Seminar nasional yang digelar FPIK UHO terkait pengelolaan sektor perikanan. Foto: Anoatimes.com

“Tetapi harus memperhatikan kemampuan ekosistem itu sendiri. Jangan sampai ambang batas yang ditolerir suatu ekosistem sudah lewat tetapi kita terus melakukan eksploitasi,” sambung Prof. La Sara dalam kegiatan seminar nasional di salah satu hotel Kota Kendari.

Mantan Wakil Rektor I UHO pada masa Prof. Usman Rianse ini mengingatkan, jika eksploitasi perikanan terus dilakukan tanpa memperhatikan keberlangsungan ekosistem akan membahayakan dalam jangka waktu tertentu.

“Itu berbahaya bagi keberlanjutan sumber daya perikanan dan akan mempengaruhi sosial ekonomi kemasyarakatan dan pada akhirnya mempengaruhi lingkungan itu sendiri,” kata Prof. La Sara.

Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem ini mengemuka dalan seminar nasional yang digelar FPIK UHO yang menggandeng Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, FPIK IPB University, dan Rare Indonesia.

Pembicaraan dalam kegiatan yang digelar sehari ini menampilkan Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr. Sri Yanti JS. Selain itu Dosen IPB University, Dr. Luky Adrianto, dan Direktur Rare Indonesia, Hary Kushardanto. (ADV.)

Pos terkait