Jelang Pelantikan Pengurus Karate-Do TAKO Sulawesi Tenggara, Panitia Matangkan Persiapan

  • Whatsapp
Jelang Pelantikan Pengurus Karate-Do TAKO Sulawesi Tenggara, Panitia Matangkan Persiapan
Dewan Pembina Karate Do Tako Sulawesi Tenggara, Sarjono (Foto: Ist)

ANOATIMES.COM, KENDARI – Menjelang pelantikan pengurus Karate-Do TAKO Sulawesi Tenggara, panitia acara terus memantapkan segala persiapan demi memastikan kegiatan berjalan sukses. Ketua panitia pelantikan, Sarjono, mengungkapkan bahwa persiapan acara telah mencapai 75 persen.

“Kami terus mengupayakan yang terbaik. Meskipun persiapan sudah hampir selesai, kami tetap berkomitmen untuk menjaga semangat dan kerja sama yang solid di antara panitia serta calon pengurus,” ungkap Sarjono, Selasa (24/09).

Bacaan Lainnya

Sarjono bilang, pelaksanaan pelantikan pengurus Karate-Do Tako Sulawesi Tenggra di agendakan berlangsung pada tanggal 27 September 2024 di Hotel D’Blitz Kota Kendari.

“Insya Allah sejumlah 24 pengurus akan mengikuti pelantikan pada 27 September 2024 dan akan dirangkaikan dengan kegiatan Ujian ‘DAN’ Nasional Karate-Do Tako Indonesia pada 28 September 2024,” kata Sarjono.

Dalam rapat pemantapan panitia, Sarjono menekankan pentingnya semangat Bushido dalam setiap Karateka. “Sebagai Karateka, jiwa Bushido harus selalu ditanamkan. Hanya dengan semangat itu, kita bisa melewati berbagai tantangan,” ujarnya. Ia berharap kerja keras yang telah dilakukan dapat membawa kemajuan bagi Karate-Do TAKO di Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut, Sarjono menegaskan bahwa makna “Do” dalam karate menjadi filosofi utama yang mengajarkan para Karateka untuk terus berjuang dan berupaya membesarkan perguruan di wilayah ini.

Sarjono mengungkapkan, dalam karate, kata “Do” (道) berasal dari bahasa Jepang yang berarti “jalan” atau “cara hidup.”

“Secara filosofis, “Do” menggambarkan jalan hidup yang harus diikuti seorang Karateka, bukan hanya di dalam latihan fisik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Sarjono.

Sarjono bilang, makna “Do” menekankan bahwa karate bukan sekadar teknik bertarung, melainkan sebuah proses pembentukan karakter dan pengembangan diri.

“Do” mengajarkan disiplin, kesabaran, pengendalian diri, dan nilai-nilai moral, yang semuanya harus diterapkan di dalam maupun di luar dojo (tempat latihan).

“Dengan mengikuti jalan “Do,” seorang Karateka diharapkan dapat terus berkembang, menghormati orang lain, berjuang untuk keunggulan, serta memperbaiki diri secara fisik dan mental sepanjang hidupnya,” pungkas Sarjono yang juga Ketua PWI Sultra ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *