ANOATIMES.COM, KENDARI – Universitas Halu Oleo (UHO) membuka seleksi bagi mahasiswa untuk mengikuti program magang kerja ke Jerman.
Penjaringan tersebut bakal dilakukan langsung Pusat Kemitraan Global UHO. Ketua Pusat Kemitraan Global UHO Kendari, Dr. Eng. Sudarsono mengatakan pihaknya memiliki kuota sebesar 250 orang yang terbuka untuk semua fakultas bagi yang ingin melakukan magang ke Jerman.
“Tadi kami mengundang semua program studi, silakan yang mau mendaftar, tidak ada batasan kuota setiap fakultas silakan mendaftar free,” ujarnya.
Dia juga mengatakan proses magang tersebut dilaksanakan selama tiga bulan yang dapat diikuti setiap mahasiswa di setiap fakultas yang ada di UHO.
“Ini bisa menjadi ajang mencari ilmu sekaligus mencari pengalaman apalagi Jerman salah satu negara maju di bidang teknologi,” terangnya.
Sudarsono melanjutkan program magang ini merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) sebagai kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Dukungan magang kerja hingga ke luar negeri ini merupakan hal yang harus dilakukan karena sebagai bagian dari mendukung program MBKM yang digalakkan oleh Mendikbud,” ungkapnya.
Oleh sebab itu dia berharap dengan mengikuti magang di Jerman, mahasiswa mempunyai nuansa dan etos kerja yang baru.
“Karena mereka akan bekerja bersama masyarakat internasional yang ada di Jerman dari berbagai negara. Selain itu, bisa memiliki jejaring yang lebih luas,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Sinar Harapan Bangsa, Enik Walkoning mengatakan mahasiswa UHO yang telah mendaftar akan langsung diberangkatkan pada bulan Oktober 2023 jika telah memiliki dokumen pendukung.
“Jika sudah memiliki sejumlah surat-surat resmi seperti visa dan lainnya, maka akan langsung diberangkatkan pada bulan Oktober 2023,” katanya.
Enik menyebut sejumlah perusahaan logistik mitra Sinar Harapan Bangsa (SHB) yang akan menjadi tempat magang para mahasiswa UHO Kendari di antaranya Amazon, DHL, pabrik tekstil dan lainnya.
“Itu mereka membuat merchandise, membuat beberapa pernak-pernik untuk pemain sepak bola kita. Ada juga yang ditempatkan di pabrik buah yaitu kerjanya sortir-sortir buah saja, ada juga yang kita tempatkan di pabrik coklat,” terangnya.
Rak hanya itu, rupanya setelah para mahasiswa diberangkatkan dan tiba di Jerman, pihak agensi akan menjemput di bandara setempat lalu dibawa ke tempat tinggal. Setelah itu mereka akan diarahkan ke tempat mereka bekerja.
Lebih lanjut Enik mengatakan bahwa pihaknya bukan hanya memfasilitasi mahasiswa magang dari UHO Kendari tetapi dari negara Asia lainnya seperti Filipina, Thailand, India dan beberapa negara lainnya termasuk Turki.
“Kita berharap ketika mahasiswa UHO magang di Jerman bisa membangun koneksi yang lebih luas dan menyesuaikan dengan budaya di negara tersebut,” harapnya.
Di tempat yang sama, Dekan FISIP UHO Dr. La Tarifu mengatakan ini merupakan satu kesempatan besar bagi mahasiswa UHO untuk melakukan magang ke Jerman.
“Saya apresiasi kepada Ketua Program Studi Jurnalistik Marsia Sumule yang telah membuka jalan dan membawa informasi itu ke Badan Kerja Sama Global. Sejak kebijakan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar kita sempat kewalahan mencari jaringan luar negeri untuk proses pemagangan,” jelasnya.
Tarifu juga mengatakan proses magang tersebut akan disetarakan dengan 20 SKS. Oleh sebab itu ketika mahasiswa telah selesai melakukan magang, mereka tinggal menyesuaikan hal apa saja yang bisa dikonversikan ke dalam mata kuliah yang relevan.
“Saya berharap mahasiswa khususnya di FISIP UHO bisa memanfaatkan peluang magang di Jerman ini. Apalagi, ketika melakukan magang selama tiga bulan, mahasiswa bisa mendapat 20 SKS,” tutupnya.
Salah satu alumnus Jurusan Administrasi Bisnis, Dodi Alfaris mengatakan ada banyak pengalaman baru yang bisa didapatkan saat magang di Jerman.
“Banyak hal positif yang didapatkan contohnya kami banyak-banyak belajar dan menambah wawasan pengetahuan itu di bidang budaya dan pengetahuan soal dimensi kerja yang ada di sana,” katanya.
Dia juga membagikan tips jika ingin magang ke Jerman maka hal yang harus dipersiapkan yakni kemahiran bahasa Inggris, mempersiapkan mental karena di sana dituntut untuk survive, melakukan serba sendiri.
“Di sana memang yang benar-benar dilihat dan diuji itu pengetahuan dan kemampuan kita, itu poin yang paling nomor satu untuk bisa bersaing kerja di sana. Penerapan soal manajemen waktu di sana dituntut untuk disiplin. Itu harus datang di jam yang tepat, sesuai dengan standar perusahaan,” pungkasnya.(ADV)
Reporter: Aziin