ANOATIMES.COM, KENDARI – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tenggara merespons munculnya mosi tidak percaya terhadap Ketua KONI Sultra, Alvian Taufan Putra, yang dilayangkan sejumlah pengurus kepada KONI Pusat.
Pihak KONI Sultra menilai langkah tersebut prematur, tidak berdasar, dan berpotensi menimbulkan kegaduhan dalam tubuh organisasi olahraga tertinggi di daerah ini.
Kepala Bidang Humas KONI Sultra, Budi Amin, menyayangkan sikap sebagian pengurus yang dinilai melanggar mekanisme organisasi.a menegaskan bahwa KONI memiliki struktur yang jelas terdiri dari pengurus, staf, dan anggota (cabang olahraga), yang seluruhnya tunduk pada aturan organisasi.
“Tindakan beberapa pengurus yang mengirim mosi tidak percaya langsung ke KONI Pusat adalah langkah yang keliru dan tidak sesuai mekanisme. Semua masalah semestinya dibahas secara internal, bukan dengan manuver yang justru menciptakan konflik,” ujar Budi Amin saat ditemui di Kantor KONI Sultra, Senin, 12 Mei 2025.
Budi juga menjelaskan bahwa masa jabatan Ketua KONI Sultra saat ini masih sah hingga Februari 2026 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan KONI Pusat. Karena itu, ia meminta semua pihak menghormati masa kepemimpinan yang masih berlangsung.
“Kalau alasannya hanya soal fasilitas seperti air dan listrik, itu bukan tolak ukur menilai kinerja ketua. Organisasi ini berjalan berdasarkan UU Keolahragaan, AD/ART, dan peraturan internal. Jangan sampai isu teknis dijadikan alasan untuk menyeret organisasi ke dalam konflik,” ucapnya.
Ia menambahkan, kegiatan pembinaan olahraga di bawah naungan KONI Sultra tetap berjalan. Sejumlah agenda strategis juga telah dilaksanakan selama masa kepengurusan saat ini.
“Sejauh ini, kami sudah menyelesaikan sejumlah agenda penting seperti Musyawarah Luar Biasa KONI Kabupaten Buton Selatan dan Musyawarah KONI Kabupaten Konawe Utara. Selain itu, kami juga intens mengikuti pertemuan miting Zoom bersama KONI Pusat untuk memastikan sinkronisasi program kerja dan kebijakan yang dapat mendukung kemajuan olahraga di Sultra,” jelas Budi.
Ia menegaskan, jika terdapat persoalan internal, hal tersebut semestinya diselesaikan secara musyawarah, bukan dengan menciptakan kegaduhan.
“Mari jaga marwah organisasi. Bila ada kesalahpahaman, kita duduk bersama menyelesaikannya. Tidak perlu membuat polemik, apalagi di ujung masa kepengurusan. Fokus kita adalah menyelesaikan agenda yang sudah direncanakan,” ujarnya.
Menurut Budi, saat ini KONI Sultra sedang memfokuskan diri menyelesaikan program kerja hingga akhir masa jabatan, termasuk mempersiapkan pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV yang akan digelar pada 2026.
“Kita fokus kerja saja, terutama mempersiapkan Porprov 2026,” tegasnya.
Budi juga menyarankan kepada pihak-pihak yang berniat mencalonkan diri sebagai Ketua KONI mendatang untuk bersabar menunggu waktu musyawarah pemilihan resmi.
“Kalau ada yang berminat jadi ketua, silakan. Akan ada mekanisme pendaftaran terbuka, dan semua orang berhak untuk maju,” tutupnya.