ANOATIMES.COM, KENDARI- Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Pemerintah Kecamatan Kadia terus mengakselerasi program rehabilitasi drainase sebagai bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur lingkungan perkotaan.
Langkah ini merupakan respon nyata atas persoalan genangan air yang kerap terjadi saat musim hujan, sekaligus bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim.
Di bawah kepemimpinan Camat Kadia, Hasman Dani, S.STP., M.Si., program ini tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga sebagai bentuk komitmen menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat, aman, dan tangguh iklim.
Visi tersebut sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Kota Kendari di bawah kepemimpinan Wali Kota Siska Karina Imran, S.E., M.Si.
Fokus di Wilayah Padat dan Rawan Genangan
Kecamatan Kadia sebagai kawasan strategis dengan kepadatan penduduk tinggi, meliputi kelurahan seperti Wua-Wua, Kadia, Bende, dan Anaiwoi, menjadi salah satu titik prioritas dalam rehabilitasi drainase.
Hasil survei lapangan oleh Tim Teknis Kecamatan bersama Dinas PUPR Kota Kendari mengidentifikasi beberapa permasalahan krusial yakni penumpukan sedimen dan sampah yang menyumbat aliran air, struktur drainase rusak akibat usia bangunan di atas 20 tahun.
Kemudian, jalur drainase antar-lorong yang belum tersambung optimal dan tingginya buangan limbah rumah tangga ke saluran air.
“Persoalan drainase bukan hanya soal fisik. Ini juga menyangkut perilaku masyarakat dan pentingnya perencanaan yang terintegrasi. Kami tak hanya memperbaiki saluran, tapi juga memberi edukasi kepada warga,” ungkap Camat Hasman Dani.
Tahapan Kegiatan dan Model Padat Karya
Program rehabilitasi dimulai pada minggu pertama Juni 2025 dan ditargetkan berlangsung selama tiga bulan.
Tahapannya meliputi mulai dari pembongkaran saluran lama, pembersihan dasar drainase, pemasangan box culvert ukuran 60×80 cm dan pembuatan sumur resapan di titik rawan banjir serta penambahan tutup saluran beton untuk keselamatan pejalan kaki.
Uniknya, kegiatan ini dilaksanakan dengan pendekatan padat karya tunai, melibatkan warga lokal untuk memperkuat aspek ekonomi masyarakat setempat.
“Kami ingin program ini tidak hanya menghasilkan bangunan fisik, tapi juga meningkatkan rasa kepemilikan warga atas infrastruktur yang dibangun bersama,” terang Hasman.
Tim Kecamatan juga menggandeng pemuda karang taruna dan kelompok sadar lingkungan dalam monitoring harian, guna memastikan mutu pekerjaan dan meminimalisasi gangguan aktivitas warga.
Sinergi dengan Program Ketahanan Iklim Kota
Rehabilitasi drainase di Kadia merupakan bagian dari Kendari Urban Climate Resilience Program, yang mendorong penguatan sistem drainase dan pengelolaan air berbasis ekosistem.
Wali Kota Siska Karina Imran menyampaikan apresiasi atas upaya cepat dan terintegrasi yang dilakukan pihak kecamatan.
“Drainase bukan proyek yang terlihat mewah, tapi dampaknya sangat besar bagi kenyamanan warga. Kecamatan Kadia telah memberi contoh nyata bagaimana membangun infrastruktur hijau dari akar,” ujarnya.
Wali Kota juga menyatakan dukungan penuh melalui penambahan alokasi anggaran guna memperluas cakupan rehabilitasi ke wilayah padat lainnya di Kecamatan Kadia.
Menuju Kota yang Tangguh dan Layak Huni
Bagi Camat Hasman Dani, pembangunan infrastruktur hanyalah salah satu bagian dari misi besar ini.
Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan menjaga infrastruktur bersama.
Program rehabilitasi drainase di Kecamatan Kadia menjadi bukti bahwa dengan pendekatan kolaboratif, berbasis data, dan berorientasi pada keberlanjutan, pemerintahan lokal dapat hadir secara cepat, tepat, dan berdampak.
Langkah ini bukan sekadar menyelesaikan genangan, tetapi membuka jalan menuju masa depan Kota Kendari yang lebih tangguh, hijau, dan layak huni. (ADV)






