ANOATIMES.COM, WAKATOBI – Debat kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Wakatobi resmi digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di aula Patuno Resort, Kecamatan Wangi-Wangi. Dalam acara debat ini, pasangan calon nomor urut 2, H Haliana dan Hj Safia Wualo (BERHASIL), menunjukkan penampilan yang meyakinkan dan mendominasi diskusi dengan jawaban yang akurat dan solutif, sementara pasangan nomor urut 1, H Hamirudin dan Muh. Ali (HARUM), tampak kesulitan dalam menyampaikan argumentasi. Senin (7/11/2024).
Momen krusial terjadi saat sesi tanya jawab, dimana H Haliana menanyakan H Hamirudin mengenai dampak mega tren yang saat ini menjadi ancaman global dan lokal. Dengan tegas, H Haliana meminta penjelasan mengenai visi dan misi yang diusung oleh Paslon HARUM dalam menghadapi tantangan tersebut.
“Saat ini, Wakatobi menghadapi mega tren yang luar biasa hingga tahun 2045. Apakah program kerja Anda mampu mewujudkan keberlanjutan Wakatobi? Jika tidak, apa langkah yang harus diambil?” tanya H Haliana.
Namun, jawaban H Hamirudin terlihat tergesa-gesa dan kurang substansial, yang menimbulkan kebingungan. Dia hanya menyatakan bahwa visi misinya akan dilaksanakan, tanpa menjelaskan bagaimana cara mencapainya.
“Visi misi yang kami sampaikan pasti 100 persen bisa dilaksanakan untuk kesejahteraan kabupaten Wakatobi,” ungkapnya, meski tanpa detail yang meyakinkan.
H Haliana kemudian merespons dengan kritikan tajam, menyimpulkan bahwa Paslon HARUM belum siap untuk memimpin Wakatobi.
“Persoalan mega tren seharusnya sudah ada dalam pemikiran setiap calon. Mengingat Wakatobi memiliki status sebagai Cagar Biosfer Dunia dan Taman Nasional, langkah strategis harus disiapkan,” tegasnya.
Dalam perdebatan, H Haliana tidak hanya mempertahankan argumennya tetapi juga memberikan analisis mendalam tentang isu-isu krusial, termasuk pengelolaan perikanan budidaya. Ia memaparkan tentang potensi perikanan di Wakatobi, menjelaskan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia memprioritaskan komoditas unggulan seperti udang dan rumput laut, yang telah dibudidayakan di wilayah tersebut.
“Program perikanan kami akan inklusif dan memberdayakan masyarakat, memastikan budidaya bukan hanya dilakukan individu, tetapi juga secara komunal,” tambah H Haliana, menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan nelayan di Wakatobi.