Deteksi Resiko Kesehatan, Pemda Wakatobi Launching Pemeriksaan Kesehatan Gratis

  • Whatsapp
Deteksi Resiko Kesehatan, Pemda Wakatobi Launching Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Pemda Wakatobi launching program pemeriksaan kesehatan gratis disetiap puskesmas. 

ANOATIMES.COM, WAKATOBI- Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi melaunching pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) yang berlaku di seluruh Puskesmas di Kabupaten Wakatobi.

Program ini dilakukan guna mengidentifikasi faktor risiko kesehatan masyarakat agar tetap dapan kondisi sehat.

Bacaan Lainnya

Sekda Kabupaten Wakatobi, Nadar membacakan sambutan Bupati Wakatobi H Haliana SE saat launching PKG Hari Ulang Tahun, Senin (24/2/2025), mengatakan PKG dilaksanakan melalui pendekatan siklus hidup dimulai sejak bayi baru lahir hingga lanjut usia.

Menurutnya, pendekatan ini difokuskan pada upaya promotif dan preventif yang bersifat holistik, terintegrasi, dan berbasis kelompok sasaran (people-centered).

Ditujukan untuk mendeteksi faktor risiko kesehatan, kondisi pra-penyakit, serta penyakit dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup masyarakat Indonesia.

“Pelayanan ini didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi digital oleh penyelenggara sistem elektronik (pse) baik sektor pemerintah maupun swasta,” ungkapnya.

“Sebagian besar faktor risiko, kondisi pra-penyakit, dan penyakit ini dapat dicegah atau ditangani lebih dini melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Namun, cakupan pemeriksaan kesehatan di Indonesia masih rendah, ” tambahnya.

Dibeberkan, berdasarkan data kementerian kesehatan tahun 2023, menunjukkan bahwa hanya 39,87% penduduk telah melakukan skrining penyakit tidak menular.

Selain itu, sebanyak 32,6% penduduk usia >20 tahun tidak pernah memeriksa tekanan darah, 80,82% tidak pernah mengukur lingkar perut, 35,61% tidak memantau berat badan, 61,6% tidak memeriksa kadar kolesterol, dan 62,6% tidak pernah memeriksakan kadar gula darah.

Sementara hasil survei kesehatan Indonesia dan laporan kementerian kesehatan 2023 mengungkapkan berbagai tantangan kesehatan di setiap tahapan siklus hidup.

Pada balita: 21,5% mengalami stunting, 8,5% mengalami wasting, dan 0,37% atau 31.905 balita memiliki penyakit jantung bawaan.

Anak-anak usia sekolah dan remaja: menghadapi masalah perilaku kesehatan, seperti prevalensi merokok sebesar 7,4% pada anak usia 10-18 tahun, serta anemia yang dialami oleh 15,6% remaja putri tingkat SLTP/MTS.

Selain itu, survei indonesia-national adolescent mental health survey tahun 2022 mencatat bahwa 34,9% remaja usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental.

Pada kelompok dewasa dan lanjut usia, data menunjukkan bahwa 33,6% penduduk usia ≥ 20 tahun memiliki aktivitas fisik yang rendah, 30,92% merokok, 23,4% mengalami obesitas, dan 30,8% penduduk usia ≥18 tahun memiliki hipertensi.

Prevalensi diabetes melitus yang didiagnosa oleh dokter pada kelompok usia 18-59 tahun mencapai 1,6%, sementara 10% memiliki kadar gula darah di atas normal.

Angka ini lebih tinggi pada kelompok lansia, dengan prevalensi diabetes melitus sebesar 6,5% dan gula darah abnormal sebesar 24,3%. untuk semua kelompok umur, prevalensi kanker yang didiagnosa oleh dokter mencapai 1,2 per 1.000 penduduk.

“Sementara di kabupaten wakatobi prevalensi stunting tahun 2025 sebesar 11,1% , wasting 5,4%, penduduk usia usia ≥ 20 tahun mengalami obesitas 1,3%, hipertensi 9,4%, dan diabetes melitus 3,27%, ” bebernya.

Lanjutnya, PKG diharapkan dapat menjawab tantangan dan permasalahan kesehatan melalui penyediaan layanan skrining sesuai siklus hidup.

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, sehingga mendorong pencegahan penyakit yang lebih efektif dan penanganan yang lebih terarah,” terangnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kabupaten Wakatobi Muliadin, menjelaskan PKG Hari Ulang Tahu bagi kelompok usia lainnya dilaksanakan saat seseorang berulang tahun sampai maksimal satu bulan setelah tanggal ulang tahunnya.

Sedangkan PKG hari ulang tahun bagi bayi baru lahir dilaksanakan pada usia bayi dua hari (> 24 jam) untuk memastikan spesimen yang diambil memiliki arti klinis.

“Tujuan pelayanan kesehatan gratis mengidentifikasi faktor risiko kesehatan agar masyarakat tetap sehat dan tidak berlanjut menyebabkan timbulnya penyakit, mendeteksi kondisi pra penyakit, ” ujarnya.

“Agar tidak berkembang menjadi penyakit mendeteksi penyakit lebih awal agar dapat diberikan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi serta menurunkan risiko kecatatan dan kematian, “pungkasnya.

Pos terkait