Tokoh Olahraga: Wacana Musprovlub Terkesan untuk Mendudukkan Seseorang, Tidak Elok

  • Whatsapp
Tokoh Olahraga: Wacana Musprovlub Terkesan untuk Mendudukkan Seseorang, Tidak Elok

ANOATIMES.COM, KENDARI – Wacana pelaksanaan Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) oleh sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menuai sorotan dari tokoh senior olahraga daerah ini. Menurutnya, wacana Musprovlub terkesan hanya untuk mendudukkan seseorang, dan hal itu dinilai tidak elok.

Penilaian tersebut datang dari Abdurrahman Saleh, tokoh senior olahraga di Bumi Anoa. Menurutnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat seharusnya menurunkan tim investigasi terlebih dahulu untuk mengetahui duduk persoalan yang tengah terjadi.

Bacaan Lainnya

“Termasuk masukan dari cabor-cabor diundang, begitu. Setelah itu nanti hasilnya terbit,” ujar Abdurrahman Saleh via seluler, Selasa 27 Mei 2025.

Menurut mantan Ketua PODSI Sultra ini, peristiwa tersebut menjadi preseden buruk apabila Musprovlub dilaksanakan di penghujung masa jabatan Ketua KONI Sultra yang tinggal menghitung bulan.

“Ini kan menurut saya preseden buruk untuk diadakan Musprovlub, apalagi masa jabatannya berakhir bulan Februari tahun depan (2026), kalau tidak salah,” tuturnya.

Saat ini, kata mantan Ketua DPRD Sultra itu, beberapa cabor sudah menentukan pilihan, dan sebagian juga mendorong Musprovlub. Artinya, ada sebuah warisan yang kurang elok yang sedang terjadi. Ia mengingatkan bahwa dulu semua pihak sepakat secara aklamasi, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

“Jadi menurut saya, ya kita harus dudukkan dulu persoalan ini. Ketika ada masukan seperti itu, kita lihat dan rekrut, libatkan intervensi dari KONI Pusat untuk melihat siapa yang punya potensi memajukan olahraga di Sultra,” katanya.

Lebih lanjut, ia menambahkan apabila memang ada kekurangan atau temuan, maka sebaiknya dilihat dari ranahnya masing-masing. Sehingga, ke depan bisa ditentukan siapa yang layak dipilih, dan benar-benar yang terbaik.

“Kalau memang ada kesalahan, ya kita benahi sekarang. Tapi dilakukan dengan cara-cara yang baik, sehingga persoalan bisa selesai dengan baik. Makanya saya merasa ini semacam gempuran untuk mendudukkan seseorang saja. Ini kan tidak elok,” tambahnya.

“Selesaikan dulu masa jabatan. Lagian, tidak ada juga kegiatan nasional yang sifatnya mendesak ke depan. Kita juga harus hargai Pak Ali Mazi sebagai pembina KONI saat menjabat Gubernur waktu itu. Belum tentu juga yang menggantikan Alvian bisa lebih baik,” tutupnya.

Laporan : Jo

Pos terkait