Petualangan di Sungai Tamborasi, Surga Mini untuk Pecinta Alam

  • Whatsapp
Petualangan di Sungai Tamborasi, Surga Mini untuk Pecinta Alam

ANOATIMES. COM, KOLAKA– Sungai Tamborasi di Desa Tamborasi, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, terus mencuri perhatian sebagai destinasi petualangan meski hanya sepanjang sekitar 20 meter dan lebar sekitar 15 meter, menjadikannya salah satu sungai terpendek di dunia . Lokasi ini semakin populer setelah ribuan wisatawan memadatinya pada awal April 2025, termasuk saat libur Lebaran, mencapai lebih dari 1.000 pengunjung dalam satu hari .

Sungai tersebut kembali menarik perhatian wisatawan petualang setelah dikunjungi oleh Aldy Agusta, seorang pencinta alam asal Kendari. Dalam perjalanan petualangannya pekan lalu, Aldy mengeksplorasi beragam aktivitas alam yang ditawarkan kawasan eksotis tersebut, dari river tubing hingga cliff jumping.

Bacaan Lainnya

Petualangan di Sungai Tamborasi, Surga Mini untuk Pecinta Alam

Terletak di Desa Tamborasi, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sungai Tamborasi mengalir langsung dari mata air pegunungan menuju Laut Flores. Perjalanan darat dari Kota Kolaka menuju lokasi dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam dengan kondisi jalan beraspal baik. Dari gerbang masuk, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar 200 meter melalui jalur setapak yang rindang, sebelum sampai di tepi sungai.

“Saya sudah banyak menjelajahi sungai di Sulawesi, tapi yang satu ini unik sekali. Panjangnya sangat pendek, tapi pengalaman yang saya dapat seperti menjelajahi sungai sepanjang satu kilometer. Karena tiap meter memberikan sensasi berbeda,” kata Aldy, Minggu (29/6/2025).

Dengan lebar sekitar 15 meter dan kedalaman bervariasi, sungai ini dikelilingi tebing karst serta pepohonan yang memberikan suasana teduh dan sejuk. Perbedaan suhu antara hulu dan muara menjadi salah satu daya tarik utama: air yang mengalir dari sumber terasa dingin dan menyegarkan, sedangkan beberapa langkah ke arah laut, air menjadi hangat akibat pertemuan dengan Laut Flores. Perpaduan ini memberikan pengalaman unik bagi wisatawan, termasuk Aldy yang sengaja mencoba mandi di kedua sisi.

River tubing menjadi aktivitas wajib bagi para pencinta petualangan. Dengan menyewa ban dalam dan tali pegangan dari warga lokal, Aldy mencoba meluncur dari hulu ke muara, menyusuri aliran air jernih yang tenang namun cukup deras. Meski hanya 20 meter, arusnya memberikan sensasi yang menyenangkan. “Pendek tapi intens. Saya merasa seperti melintasi arung jeram mini. Ini cocok untuk semua usia, dari anak-anak sampai dewasa,” ungkapnya.

Petualangan di Sungai Tamborasi, Surga Mini untuk Pecinta Alam

Aktivitas selanjutnya yang dijajal Aldy adalah cliff jumping dari tebing batu yang tingginya antara 5 hingga 13 meter. Spot ini menjadi favorit di kalangan wisatawan muda yang gemar memacu adrenalin. Dengan pengawasan dari warga setempat dan tanda batas aman yang dipasang, Aldy memberanikan diri melompat dari tebing setinggi 10 meter ke perairan yang cukup dalam. “Saya sempat ragu, tapi ketika lompat dan tubuh saya terendam air sejuk itu, rasanya luar biasa. Ini jadi momen paling berkesan dalam perjalanan saya kali ini,” tuturnya.

Selain river tubing dan cliff jumping, Sungai Tamborasi juga cocok untuk aktivitas ringan seperti trekking di sekitar kawasan karst, berburu foto lanskap, atau sekadar bersantai sambil mengamati flora dan fauna lokal. Aldy mengaku sempat mendapati beberapa spesies burung endemik Sulawesi yang berkicau di sela-sela pepohonan. “Kalau Anda bawa teropong dan sedikit sabar, bisa lihat burung raja udang atau elang kecil. Tempat ini masih sangat alami,” katanya.

Menurut Junaedi, salah satu pengelola wisata setempat, Sungai Tamborasi tidak hanya menawarkan keindahan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam cerita rakyat lokal. “Dulu, orang tua kami percaya bahwa mata air ini adalah tempat pertemuan roh-roh leluhur sebelum kembali ke laut. Makanya, tempat ini dianggap sakral dan harus dijaga kebersihannya,” jelasnya. Legenda itu kini diangkat sebagai bagian dari promosi wisata budaya yang dikembangkan bersama kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di desa tersebut.

Sejak kawasan ini difokuskan sebagai destinasi petualangan oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka, kunjungan wisatawan meningkat tajam, terutama di akhir pekan dan musim liburan. Dukungan pemerintah terlihat dari pembangunan fasilitas seperti gazebo, warung makan, kamar mandi, mushola, serta jalur pedestrian yang nyaman. Harga tiket masuk tetap terjangkau, hanya Rp 5.000 per orang, dengan parkir sepeda motor Rp 2.000 dan mobil Rp 5.000. Kawasan ini kini dibuka 24 jam dan dijaga oleh petugas dari warga sekitar secara bergiliran.

Pemerintah daerah juga tengah merancang penambahan atraksi baru seperti flying fox melintasi sungai dan jembatan gantung dari papan kayu (decking boardwalk) guna memperkaya pengalaman wisata. “Kami ingin memberikan pilihan yang lebih variatif. Jadi pengunjung tidak hanya datang untuk lihat sungai pendek, tapi bisa mencoba banyak hal,” kata Ahmad, perwakilan dari Dinas Pariwisata Kolaka.

Dampak ekonomi dari pengembangan Sungai Tamborasi terasa langsung bagi masyarakat setempat. Banyak warga kini membuka usaha penyewaan ban, warung makan, jasa foto, hingga penyedia jasa pemandu wisata. “Dulu tempat ini sepi, paling hanya orang desa yang datang mandi. Sekarang kami bisa hidup dari sini. Pengunjung dari luar daerah makin banyak,” ujar Wa Ica, warga yang menjual makanan ringan di pintu masuk kawasan.

Sebelum meninggalkan kawasan itu, Aldy menyempatkan diri melakukan snorkeling ringan di area muara, meski tidak ada terumbu karang, kejernihan air membuat dasar sungai terlihat jelas. “Saya kira snorkeling di sini tidak akan menarik. Tapi ternyata airnya sangat bening, saya bisa lihat ikan-ikan kecil dan dasar pasir yang bersih. Bahkan saya ambil beberapa gambar underwater,” katanya.

Aldy menutup petualangannya dengan refleksi singkat. Ia menyebut Sungai Tamborasi sebagai salah satu destinasi yang layak dikunjungi oleh siapa pun yang ingin merasakan petualangan singkat tapi bermakna. “Jangan remehkan tempat kecil. Karena justru dari tempat yang tidak panjang inilah, saya dapat pengalaman yang panjang untuk dikenang,” ujarnya.

Petualangan di Sungai Tamborasi, Surga Mini untuk Pecinta Alam

Dengan keunikan geografis, kekayaan budaya, serta semakin lengkapnya fasilitas, Sungai Tamborasi kini menjelma menjadi magnet baru pariwisata petualangan di Sulawesi Tenggara. Potensinya sebagai destinasi lokal dengan daya saing internasional semakin terbuka luas, menjadikan petualangan di sungai terpendek dunia ini sebagai pengalaman yang wajib dicoba.

Secara keseluruhan, Sungai Tamborasi kini berkembang dari sekadar objek wisata unik menjadi destinasi wisata petualangan multifungsi. Popularitasnya semakin meningkat seiring fasilitas yang ditingkatkan dan kepedulian masyarakat setempat. Ke depan, pengelolaan berkelanjutan—dengan menjaga lingkungan karst, mengelola sampah, serta membatasi pengunjung—menjadi kunci agar tempat ini tetap lestari dan terus menjadi kebanggaan Sulawesi Tenggara.

Ringkasan Fakta Utama Sungai Tamborasi:
• Panjang ± 20 m, lebar ± 15 m, masuk kategori sungai terpendek di dunia
• Tiket masuk Rp 5.000; parkir motor Rp 2.000, mobil Rp 5.000; buka 24 jam
• Akses roadtrip dari Kolaka sejauh 80–90 km (1–2 jam)
• Kunjungan ribuan pengunjung pada periode April 2025
• Atraksi: river tubing, cliff jumping, snorkeling ringan
• Fasilitas: gazebo, kamar mandi, mushola, warung, pondokan lokal
• Rencana pengembangan: flying fox, decking boardwalk, penataan kawasan. (ADV)

Pos terkait